Komunitas Soma Manis bekerjasama dengan Pemerintah Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal menyelenggarakan "Grebeg ALAS (Amrih Lestari Ananing Sumber) Susuk Wangan", Jumat Wage 19 Pebruari 2016. Ini adalah kegiatan budaya yang berbasis pada tradisi warga dalam memelihara air, yang dipadu dengan penanaman pohon di sekitar Gunung Ungaran.
Acara dipusatkan di Lapangan Dusun Nambangan, Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal. Acara ini melibatkan warga setempat, perwakilan masyarakat dari 21 desa di sekeliling hutan Gunung Ungaran, para pegiat lingkungan, Koramil Limbangan, Koramil Sumowono, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), serta beberapa stackholder yang lain.
Acara ini dibuka Jumat pagi dengan Upacara Tradisi Susuk Wangan yang dilaksanakan di Kali Gongso yang letakknya tidak jauh dari Lapangan Dusun Nambangan. Akses menuju kali Gongso tersebut relatif ekstrim. Harus ekstra hati-hati dalam menyusuri jalan setapak menuju sungai itu.
Sesampai di kali gongso, para warga segera malakukan bersih kali. Beberapa warga lain menyiapkan ubo rampe untuk selamatan, yaitu membuat ayam panggang tanpa bumbu sebagai lauk dalam makan tumpeng bersama setelah selamatan. Ayam bakar tadi dicincang menjadi kecil-kecil lembut dicampur dengan daun code yaitu tanaman liar disekitar kali gongso yang menjadi lalapan khas di desa Gondang.
Setelah bersih kali selesai, baru selamatan dimulai. Kepala Desa dan sesepuh desa Gondang melaksanakan ritual permohonan ijin kepada Sang Pencipta yang dilakukan dibebatuan teratas pada sungai tersebut. setelah sesaji ditaruh oleh sesepuh desa, acarapun dimulai. Dalam acara ini dilakukan juga penanaman pohon secara simbolis oleh Camat Limbangan, perwakilan Koramil Limbangan, perwakilan Koramil Sumowono, Kepala dan Sekretaris Desa Gondang.
Selamatan selesai, para peserta upacara susuk wangan tersebut segera menikmati makanan yang telah disiapkan. Menyatu dengan alam, suara air sungai dan segarnya angin lereng Gunung Ungaran, menambah kenikmatan saat menikmati makan pagi menjelang siang itu.
SUSUK WANGAN
“Susuk Wangan”, merupakan upacara adat dan tradisi dimana seluruh warga masyarakat desa membawa panggang ayam kampung dan tumpeng yang dibawa ke sumber air, serta disajikan dan mohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal itu dimaksud agar air yang digunakan warga masyarakat desa menjadi sangat berarti dan bermanfaat besar bagi segenap warga masyarakat semuanya. Oleh karena itu, warga masyarakat dan para pengunjung berdoa bersama di dekat sumber air tersebut.
Pelaksanaan acara adat “Susuk Wangan” tidak hanya ditujukan pada sumber air bersih (air minum), tetapi juga diarahkan pada sumber air yang bermanfaat untuk mengaliri sawah-sawah. Oleh karena itu, para pemilik sawah juga ikut serta dalam tradisi tersebut.
Upacara adat dan tradisi “Susuk Wangan” sekarang ini mampu menghadirkan warga masyarakat dan pengunjung yang luar biasa banyaknya. Upacara tersebut dilaksanakan oleh warga masyarakat desa setempat yang mendapat dukungan dari pemerintah desa sampai tingkat yang lebih atas lagi.
Dengan adanya acara ritual “Susuk Wangan” tersebut menjadikan warga masyarakat desa wisata ini bertambah lebih bersemangat dan lebih percaya diri serta meyakini bahwa desa mereka mempunyai potensi alam yang luar biasa.