• Grebeg Alas Susuk Wangan

    Grebeg ALAS Susuk Wangan adalah kegiatan budaya yang berbasis pada tradisi warga dalam memelihara sumber air yang dipadu dengan penanaman pohon...

  • Yuk Selfie Di Sini!

    Artistic Billboard yang dipasang menjelang Grebeg Alas Susuk Wangan 2017 ternyata menarik perhatian netizen untuk berfoto ria...

  • Air Terjun Panglebur Gongso

    Adalah salah satu ikon wisata Desa Gondang. Walaupun ketinggiannya hanya sekitar 10m, air terjun ini unik karena terdapat gua di bawahnya...

Rabu, 29 Maret 2017

Gondang Ikuti Lomba Desa Tingkat Kabupaten

Gondang, 29 Maret 2017.
Tidak semua desa dan kelurahan beranggapan bahwa event Lomba Desa dan Kelurahan penting untuk diikuti. Barangkali karena dianggap tidak banyak memberi manfaat bagi desa atau kelurahannya. Namun, bagi kami warga Desa Gondang, Kec. Limbangan, Kab. Kendal, Lomba Desa dan Kelurahan sangat penting dan sangat bermanfaat, untuk memotivasi kami sendiri dalam mengembangkan desa agar semakin maju.
Pada tahun 2017 ini, desa kami terpilih dalam kegiatan Lomba Desa dan Kelurahan tingkat Kabupaten Kendal.
Lomba Desa dan Kelurahan, merupakan salah satu agenda tahunan pemerintah  yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan. Direktorat Jenderal Bina Pemdes adalah pihak yang bertanggung jawab mengemban tugas penyelenggaraannya. Adapun indikator penilaian Lomba Desa dan Kelurahan  adalah; pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi masyarakat, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, dan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
Sesuai dengan Permendagri No. 81/2015 tersebut, Lomba Desa dan Kelurahan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan yang ruang lingkupnya meliputi:

  • Evaluasi perkembangan desa dan kelurahan; 
  • Perlombaan desa dan kelurahan; 
  • Pekan inovasi perkembangan desa dan kelurahan; dan 
  • Penentuan lokasi labsite untuk model pengembangan desa dan kelurahan.  (Bab III, Pasal 4,  Permendagri No. 81/2015)

Dalam kunjungan Tim Penilai Lomba Desa Tingkat Kabupaten Kendal (29/03), Kepala Desa Gondang, Yudhi Susanto memberikan paparan selama kurang lebih 1 jam di depan Tim Penilai, dilanjutkan dengan penilaian sesuai dengan indikator yang ada baik dalam bidang administrasi desa maupun dalam bidang lainnya. Setelah selesai seluruh rangkaian kegiatan, acara ditutup dengan sambutan Camat Limbangan, Widodo, yang berisi harapan agar Desa Gondang bisa mewakili Kendal untuk berlaga di Lomba Desa dan Kelurahan di tingkat Provinsi Jawa Tengah.

Pemaparan Kepala Desa Gondang, Yudhi Susanto di depan Tim Penilai Lomba Desa Kab. Kendal


Wawancara oleh Tim Penilai Lomba Desa Kab. Kendal sesuai bidang penilaian.
Kepala Desa Gondang, Yudhi Susanto (tanda x) didampingi Camat Limbangan, Widodo (tanda xx) memberikan penjelasan kepada Tim Penilai Lomba Desa Kab. Kendal dalam kunjungan di lapangan. 
Penilaian Lomba Desa ini bagi kami warga Desa Gondang memberikan kesan tersendiri  karena memberi motivasi dan memacu semangat kepada kami semua baik pemuda dan pemudi desa, perangkat desa, lembaga-lembaga desa, dan seluruh anggota masyarakat untuk berlomba dan bersaing secara sportif dan positif dalam membangun Desa Gondang menjadi salah satu Desa Unggulan di Kabupaten Kendal yang lebih maju di segala bidang.
Gondang BISA!!!

[Rudhi Kurnia Rahman – 03/2017]

Senin, 20 Maret 2017

Photo Booth Desa Wisata Gondang Menarik Perhatian Netizen


Hai guys.
Di Desa Wisata Gondang ada tempat baru yang bagus untuk foto-foto lho!
Tempat ini terletak di Dusun Krajan, Desa Gondang tidak jauh dari perbatasan Desa Wisata Gondang dari arah Limbangan.
Adalah sebuah artistic billboard yang dipasang menjelang diselenggarakannya Grebeg Alas Susuk Wangan 2017, tak disangka menarik perhatian banyak orang yang melewatinya sehingga mereka meluangkan waktu sejenak untuk berhenti dan berfoto ria di depan billboard tersebut, dan tentunya karena kekinian, foto-foto tersebut kemudian beredar di sosial media.
"Bentuknya sangat Instagramable", demikian menurut Dhika Septian, pemuda warga Desa Gondang.
Billboard ini sangat sederhana. Terbuat dari bahan-bahan sederhana antara lain bambu dan ban bekas. Namun karena sentuhan tangan trampil berjiwa seni, artistic billboard ini terlihat sangat menarik dengan latar belakang pemandangan persawahan Desa Gondang yang asri.
Jika anda lewat tempat ini, jangan sampai lupa untuk berhenti sejenak mengabadikan kenangan indah di Desa Wisata Gondang.

[Wahyu Andy Kurniawan - 03/2017]

Minggu, 12 Maret 2017

Grebeg Alas Susuk Wangan 2017 : Nguri-uri Tradisi Melestarikan Sumber Air

Ratusan warga tampak berkumpul di halaman Masjid At-Taqim. Tradisi yang digelar 10-11 Maret 2017 ini merupakan sebagai bentuk ucapan rasa syukur dan terima kasih masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan air yang memenuhi saluran irigasi untuk sumber kebutuhan untuk lahan pertanian. Dalam tradisi tersebut warga mempersembahkan ayam tukung dan nasi bondet dan juga melakukan makan bersama.
Selain itu, ritual  juga mengenang kepada Mbah Sunan Bromo atau Pangeran Bagus Aji, yang telah membuat saluran irigasi dari sumber air bernama susuk wangan. Mereka membawa berbagai macam makanan. Seperti, ayam, nasi bondet, daun codet, mie, dan sayur-sayuran yang sudah dimasak.


Masyarakat berjalan kaki menuju Wangan Tukung untuk melakukan ritual utama Tradisi Grebeg Alas Susuk Wangan. Ritual diawali dengan menyembelih satu ekor ayam tukung, yakni ayam yang tidak memiliki ekor dan menyembelih beberapa ekor ayam biasa untuk dimasak. Tanpa jeroan, ayam tukung dan ayam lainnya dimasak dengan cara dibakar. Sedangkan warga lainnya mempersiapkan menu lainnya sebagai menu pendamping ayam bakar. Selain itu, warga juga melakukan bersih-bersih di saluran irigasi yang dinamakan irigasi Wangan Tukung.
Setelah ayam tukung dan menu lainnya matang, tokoh agama desa mempersiapkan prosesi utama dari grebek alas susuk wangan. Nasi bondet merupakan nasi yang dimasak dicampur dengan beras ketan. Sesaji kemudian diletakkan di batu besar. Batu besar itu merupakan tempat duduk untuk bertapanya Mbah Sunan Bromo. Usai ritual doa persembahan, ritual dilanjutkan dengan makan bersama yang dihidangkan di atas lembaran daun pisang.
"Tradisi ini dilakukan setiap tahun sebagai wujud syukur warga kepada Tuhan dan Mbah Bromo yang telah membuat saluran irigasi dari sumber mata air,"  kata Adi Wismono, kadus Penggik.
Camat Limbangan Widodo mengatakan, pihaknya menyambut baik dan mendukung tradisi ini sebagai pelestarian budaya yang terkait dengan pengairan di wilayah Kecamatan Limbangan. Saluran irigasi ini dibuat oleh Mbah Sunan Bromo atau Pangeran Bagus Aji berasal dari Kasultanan Cirebon yang oleh masyarakat dikenal sebagai sosok pemberani yang telah membuat saluran irigasi Wangan Tukung sebagai sarana mengalirkan air dari sumber air ke lahan pertanian di Desa Gondang.
"Tradisi ini telah dilakukan warga bertahun-tahun sebagai wujud syukur warga terhadap Tuhan yang telah memberikan kelimpahan air yang digunakan warga untuk irigasi," kata dia.


Sabtu, 11 Maret 2017

Grebeg Alas Susuk Wangan 2017 Kembali Digelar


Desa Wisata Gondang pada tahun 2017 ini kembali menggelar Grebeg Alas Susuk Wangan tepatnya pada hari Jum'at dan Sabtu, 10-11 Maret 2017.
Grebeg Alas Susuk Wangan (GASW) merupakan tema acara yang dilakukan setap setahun sekali. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati tradisi, diawali dengan bersih-bersih saluran air yang dipergunakan untuk mengairi sawah, dan dipadu dengan kegiatan penanaman pohon di seputar Gunung Ungaran di sekitar Desa Gondang.
“Setelah selesai bersih-bersuh kemudian dilakukan ritual penyembelihan ayam tukung (ayam yang tidak memiliki ekor) kemudian dipanggang di hulu sungai tersebut. Setelah matang, ayam ditaruh di atas nasi yang sudah digelar di atas daun pisang kemudian dilakukan selamatan bersama,” kata Zaenurrahim, salah seorang pegiat lingkungan.


Zaenurrahim melanjutkan, dengan selamatan tersebut diharapkan air yang mengiri sawah terus bisa lancar dan panen bisa melimpah. Acara kemudian dilanjutkan dengan penanaman pohon di sekitar sumber mata air secara bersama.

“Karena dengan menjaga pohon dan menanamnya maka sumber mata air terus akan tetap besar dan debit air tidak berkurang, karena kebutuhan akan air semakin meningkat, bukan hanya untuk mengairi sawah tapi juga untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan mandi,” paparnya.


Dalam acara tersebut juga ditampilkan pementasan kesenian rakyat setempat, selain untuk mempertahankan kesenian lokal juga sebagai media mengumpulkan warga setempat. Setelah pagelaran kesenian selesai, acara dilanjutkan dengan sarasehan bermetodekan dialog atau pengajian dengan pembicara beberapa kyai yang menguraikan pentingnya menjaga lingkugan, yang dikaitkan antara hukum Al-quran dengan hukum negara dan budaya warga. Di sinilah substansi penanaman pemahaman terhadap warga, bahwa begitu pentingnya menjaga hutan dari kerusakan. Diharapkan dengan adanya Grebeg Alas Susuk Wangan, petani dan masyarakat luas lebih peduli dengan kondisi debit air yang semakin hari semakin menurun dikarenakan, selain rusaknya hutan dan pemakaian air yang semakin meningkat. Masyarakat juga berharap pemerintah di masa mendatang lebih bijak terhadap penggunaan air, karena sumber-sumber mata air di seputar Gunung Ungaran yang sangat besar menjadi sumber air utama yang diambil oleh PDAM di tiga titik, yaitu Kabupaten Kendal, Kota Semarang, dan Kabupaten Semarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sehingga sudah sepatutnya jika ada alokasi anggaran, baik anggaran Kab/Kota maupun anggaran Provinsi untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari.

[Zaenurrahim - SPI - Sekolah Rakyat - 03/2017]